Laporan Gerbang Universal ">

Proyek & Resiko


I. PROYEK

            Kita sering mendengar kata-kata proyek dilingkungan sekeliling kita, apalagi dilingkungan kerja.

Pengertian
1          Proyek merupakan bagian terakhir dan terkecil dari suatu hirarki perencanaan pembangunan
2          Proyek adalah suatu kegiatan yang menerjemahkan rencana pembangunan dan program dalam suatu kegiatan nyata (actions)
3          Suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang kapital yang menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu
4          Pelaksanaan proyek kegiatan pembangunan dihadapkan pada tiga kendala yaitu biaya, waktu, dan mutu hasil. Ketiga kendala ini dapat diartikan sebagai sasaran proyek, yang didefiniskan sebagai tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu hasil.
5          Proyek dibagi menjadi dua yaitu: Komersil (mendapat untung) dan Tidak komersil (kegiatan dibidang umum).

Proyek dalam arti umum adalah suatu pekerjaan atau aktifitas yang menghasilkan suatu keuntungan bagi pengembang proyek tersebut dan memiliki target-target tertentu. Bisa juga diartikan sebagai kumpulan dari satu atau lebih kegiatan yang dilakukan sebagai satu unit atau kesatuan. Kegiatan tersebut harus dapat diidentifikasi, dan dianalisa sebagai satu kesatuan

Proyek atau kegiatan proyek dapat dibagi atas 2 (dua) tujuan yaitu :
         Komersil
Bertujuan komersil (mendapat untung) langsung dalam bentuk uang, ialah kegiatan dibidang produksi misalnya pertanian, perkebunan, industri dan sebagainya.

         Tidak Komersil
Proyek Tidak komersil ialah kegiatan dibidang kepentingan umum seperti pengadaan prasarana fisik seperti Waduk, Jalan, dan sebagainya.

            Cakupan proyek
1          Investasi
2          Melibatkan sumber daya (alam, dana, manusia) – terbatas
3          Mempunyai tujuan yang jelas; inputs > outputs, outcomes, dan benefits dan mencapai sasaran lebih luas
4          Memerlukan perencanaan >  agar optimal
5          Ruang lingkup, batasan, format yg jelas >  dpt dianalisis
6          Merupakan bagian dari suatu sistem yg besar, yg terdiri dari unsur-unsur yg saling berhubungan
7          Proyek tidak dapat berdiri sendiri, tanpa mempengaruhi proyek lainnya dlm perekonomian > pengaruh pd pembangunan selanjutnya

         Ruang lingkup atau batasan proyek
•           Pemahaman maksud ‘proyek’
•           Pastikan apa yg akan dilakukan dalam ‘proyek’
•           Rincian kegiatan
o          Masukan
o          Keluaran
o          Tujuan-tujuannya




•           Umur proyek
o          Kapan proyek akan dilaksanakan dan kapan dianggap b’akhir
o          Umur teknis dan ekonomis aset utama
o          Jangka pendek dan panjang
•           Evaluasi Proyek bertujuan untuk memperbaiki pemilihan investasi. Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan adalah terbatas, sehingga diperlukan sekali adanya pemilihan antara berbagai macam proyek.

         Contoh-contoh proyek
•           Deveploment Road Rasau- Sungai Bulan
•           Pembangunan Real Estate Kalibata City
•           Pelebaran jalan di depok
•           Dll.



II. RESIKO

Saat kita mendengar kata-kata resiko sering kita membayangkan bahwa itu adalah suatu akibat dari keputusan yang kita ambil dan yang tidak kita inginkan, tetapi kita tetap memperhitungkan suatu resiko sebagai hal yang penting dalam suatu proyek.
Resiko bisa juga merupakan kejadian yang sering terjadi pada event tertentu atau factor yang terjadi selama proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber,1979), atau kurangnya/lemahnya prediksi tentang struktur yang akan terjadi atau konsekuensi dari keputusan atau situasi perencanaan (Hertz &Thomas,1983)

Dalam salah satu teorinya Warran McFarlan menyatakan bahwa paling tidak ada tiga dimensi yang secara langsung berpengaruh terhadap tingkat resiko pelaksanaan proyek sistem informasi (Applegate et.al., 1999)
            Pengertian
risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian tertentu yang jika terjadi akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan. Lebih jauh lagi risiko pada proyek adalah “suatu kondisi pada proyek yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian tertentu yang jika terjadi akan menimbulkan konsekuensi fisik maupun finansial yang tidak menguntungkan bagi tercapainya sasaran proyek, yaitu biaya, waktu, mutu proyek”.
Obyek yang menjadi akar teori dan permasalahan yang digunakan untuk mengembangkan teknik-teknik dan analisa untuk menanggulangi resiko itu sendiri.
Hubungan yang tidak pasti dengan perhitungan pengeluaran, ada kesempatan agar hasil lebih baik dari yang diduga seperti juga hal yang lebih buruk dari yang diperkirakan.


1.                     Ukuran dan Batasan Proyek, dimana semakin besar ukuran proyek akan semakin besar resiko yang harus dihadapi. Besarnya ukuran sebuah proyek tidak saja ditentukan oleh banyaknya sumber daya yang terlibat (finansial, manusia, peralatan, dsb.), namun tergantung pula lamanya proyek tersebut dilaksanakan (mulai dari tahap perencanaan sampai dengan implementasi).
2.                     Penguasaan Teknologi, dimana semakin tinggi kompetensi dan keahlian para anggota proyek terhadap teknologi yang dipergunakan dalam proyek, akan semakin kecil resiko yang harus dihadapi. Pengalaman dalam mengerjakan penugasan sejenis merupakan salah satu karakteristik yang harus dimiliki oleh tim pelaksana proyek. Di sisi lain, tingkat kecanggihan teknologi juga secara langsung mempengaruhi resiko proyek yang dilaksanakan. Dengan kata lain, semakin melibatkan teknologi tinggi (state-of-the-art) biasanya akan semakin meningkatkan resiko yang ada.
3.                     Struktur Proyek merupakan dimensi yang paling kritikal, yang merupakan ciri khusus proyek-proyek sistem dan teknologi informasi. Sebuah proyek sistem informasi dikatakan memiliki struktur apabila target output yang ingin dihasilkan tidak berubah sejalan dengan dinamika lingkungan dimana sistem informasi tersebut berada. Sebaliknya, sebuah proyek sistem informasi dikatakan tidak memiliki struktur apabila target output yang ingin dihasilkan sangat bergantung dengan lingkungan dimana sistem informasi tersebut berada; sedikit perubahan pada komponen lingkungan, akan mengakibatkan perubahan pada beberapa aspek pelaksanaan proyek. Tentu saja semakin terstruktur sebuah proyek, akan semakin memperkecil resiko yang dihadapi.

Untuk meraih keuntungan yang terbesar dalam suatu proyek, kita harus bisa memperkecil resiko dari proyek tersebut. Dengan cara memperhitungkan semua aspek-aspek proyek secara teliti dan  detail, untuk itu diperlukan ahli untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan proyek tersebut. Kita harus memiliki dasar dan persiapan yang matang untuk suatu proyek yang dilaksanakan.

Setidak-tidaknya ada 5 (lima) tipe kegagalan yang mendominasi kasus-kasus pelaksanaan proyek, yaitu:
•           Gagal dalam mencapai target yang diinginkan karena kesulitan dalam tahap implementasi;
•           Kebutuhan akan biaya implementasi yang jauh lebih besar daripada yang telah dianggarkan dan dialokasikan sebelumnya;
•           Waktu implementasi yang jauh lebih lama daripada yang direncanakan dan diperkirakan;
•           Kinerja sistem yang secara teknis jauh daripada yang diharapkan; dan
•           Sistem yang tidak kompatibel dengan pilihan perangkat keras dan perangkat lunak yang ada.


            Manajemen risiko

Manajemen risiko adalah “suatu kegiatan yang dilakukan untuk menanggapi risiko yang telah diketahui (melalui rencana analisa risiko atau bentuk observasi lain) untuk meminimalisasi konsekuensi buruk yang mungkin muncul”. Untuk itu risiko harus didefinisikan dalam bentuk suatu rencana atau prosedur yang reaktif. Manajemen risiko bermakna sebagai semua rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan risiko, dimana didalamnya termasuk perencanaan (planning), penilaian (assesment) (identifikasi dan dianalisa), penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) risiko.
Secara tak langsung manajemen risiko memberikan  sumbangan sebagai berikut.
a.         Memberikan pemahaman tentang risiko, efeknya, dan keterkaitannya secara lebih baik dan pasti sehingga menambah keyakinan dalam pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan kualitas keputusan.
b.         Meminimalkan jumlah kejadian di luar dugaan dan memberikan gambaran tentang akibat negatifnya sehingga mengurangi ketegangan dan kesalah-pahaman.
c.         Membantu menyediakan sumberdaya dengan baik.
d.         Menangkal timbulnya hal-hal dari luar yang dapat mengganggu kelancaran operasional.
e.         Mengurangi fluktuasi laba dan arus kas tahunan atau menstabilkan pendapatan.
f.          Menimbulkan kedamaian pikiran dan ketenangan tenaga kerja dalam bekerja.
g.         Meningkatkan public-image perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

Manajemen risiko pada saat ini merupakan kunci dari keseluruhan manajemen bisnis. Tujuan utama manajemen  risiko harus menyokong obyektif pengelolaan. Dengan berjalannya usaha bisnis yang diharapkan mendatangkan keuntungan, maka meminimalkan risiko untuk mencapai keuntungan yang memuaskan menjadi sasaran bisnis.